Gubernur Bank
Indonesia, Agus DW Martowardojo (tengah) dan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (kedua
kiri) membuka Diskusi Panel "Peran Ekonomi Syariah Dalam Arus Baru
Ekonomi.Indonesia" di Gedung Bank Indonesia, Senin (24/7).
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA
-- Ekonomi syariah dinilai menjawab permasalahan kesenjangan ekonomi di
Indonesia. Hal ini karena sistem ekonomi syariah mampu melibatkan seluruh
lapisan masyarakat. Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menilai, saat
ini kondisi perekonomian Indonesia sedang melanjutkan upaya perbaikan. Namun,
peningkatan kondisi perekonomian tersebut masih belum diikuti dengan distribusi
hasil hasil pembangunan ekonomi yang optimal. Hal ini tercermin dari masih tingginya
kesenjangan pendapatan antar lapisan masyarakat.
"Untuk menjawab
permasalahan tersebut, dibutuhkan suatu sistem ekonomi yang inklusif, yang
dapat secara aktif melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pergerakan roda
perekonomian, yaitu ekonomi syariah," ujar Agus DW Martowardojo dalam
Diskusi Panel "Peran Ekonomi Syariah Dalam Arus Baru Ekonomi
Indonesia" di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (24/7). Berdasarkan
survei Bank Dunia, rasio gini Indonesia masih tercatat sebesar 0,394 di
penghujung 2016, meskipun sudah sedikit membaik dari rasio gini di awal 2016
yang mencapai 0,397. Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan utama yang
harus diatasi guna mewujudkan perekonomian yang tumbuh berkualitas dan
berkesinambungan.
"Sistem ekonomi
yang berlandaskan nilai-nilai syariah yang menjunjung tinggi keadilan,
kebersamaan, dan keseimbangan dalam pengelolaan sumberdaya titipan Allah, akan
menjadi salah satu jawaban yang tepat," ujar Agus. Agus menuturkan, sistem
ekonomi syariah yang sudah mulai menjadi salah satu pilar pendukung dari sistem
perekonomian Indonesia saat ini, harus diperkuat dengan kebijakan dan perangkat
instrumen yang dapat mendukung distribusi sumber daya dan kesempatan,
mengoptimalkan investasi yang berdayaguna, dan mendorong partisipasi sosial
untuk kepentingan publik. "Nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar ekonomi
dan keuangan syariah ini bukanlah merupakan suatu konsep yang eksklusif.
Nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini telah berjalan beriringan dan selaras
dengan berbagai tujuan dunia internasional," kata Agus.
No comments:
Post a Comment